Sebuah Penyesalan yang Diharapkan

Bismillaah...

Aku menyesal...

Mungkin setiap insan pernah berkata demikian. Sebuah penyesalan yang datang dari hal-hal yang tak diinginkan akibat kelalaian ataupun keteledoran yang dilakukan. Namun, bisa saja sebuah penyesalan datang akibat pilihan yang sebelumnya telah dipikirkan matang-matang. 

Hmmm... Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Bisa saja sih, pun demikian buah pikiran yang matang belum tentu dihasilkan dari pengolahan akal dan ilmu yang memadai. So, dipastikan itu merupakan sebuah kelalaian :)

Kelalaian dari menuntut ilmu atau mendapatkan informasi yang benar :)

Hoho, sudahlah tak usah dipikirkan njlimet tenan :v

Sekarang yang anda rasakan adalah anda menyesal. Nah, sekarang yang sebaiknya perlu dilihat adalah hasil dari penyesalan.

Sesalmu menyemangatimu? Ataukah sesalmu menenggelamkan tekadmu?

Penyesalan yang membuahkan kebaikan adalah anugerah Allah yang harusnya membuat kita senang. Sebagaimana saat kita berbuat keburukan, lalu kita menyesal dan bertaubat. Sesal yang menandakan berfungsinya fitrah keimanan seorang insan. Taubatnya mengantarkan pada keimanan yang lebih kokoh dan membuahkan amal kebaikan yang lebih besar. 

Sebaliknya, jika setelah menyesal kita menjadi semakin tidak produktif dan jauh dari Allah Yang Maha Besar, hal ini perlu dipertanyakan. Mungkin sesal yang terjadi bukan penyesalan yang benar. Maka perlu ditilik kembali, objek penyesalannya atau diri kita yang perlu diluruskan?

So, mari pastikan penyesalan yang kita rasakan adalah sebuah kebenaran dan berbuah kebaikan yang lebih besar.

"Jika ada suatu kesempatan baik, mari manfaatkan atau kita akan menyesal. 

Kita masih hidup, mari beriman dan beramal sebaik-baiknya atau kita akan menyesal selamanya. Saat ruh tlah diambil Allah lah, sebuah penyesalan benar-benar tak akan pernah diinginkan, dan hanya berbuah penderitaan."

Wallohul musta'an.