“Maha benar Allah
Yang Maha Agung”. Kuakhiri bacaan sari tilawah dari surat Al-Baqoroh ayat 197
dan Ali-Imron ayat 95-97. Selanjutnya, kuberikan microphone kepada sang
Qori’ul Qur’an yang kemudian melantunkan:
Labbayka-llaahumma labbayk # Labbayka laa
syariika laka labbayk
Innal-hamda wa-nni’mata# laka wal-mulk
Laa syariika lak
Alunan indah nan
merdu terlantun dari seorang Qori’ul Qur’an Bapak Suyono Malik. Suara parau dan
linangan air mata haru meliputi para jama’ah majlis undangan yang mengikutinya,
khususnya sang calon addhuyuuful-baitil-haroom. Kalimat talbiyah
tersebut diulangi tiga kali lalu disambung dengan sholawat badar.
Hari ini tanggal
30 Agustus 2014 telah diselenggarakan acara walimatus-safar di kediaman Bapak
dan Ibu Sugiharto. Beliau berdua telah menerima panggilan dari Kemenag untuk
menunaikan ibadah haji bersama rombongan jama’ah haji Indonesia lainnya yang
akan diberangkatkan tahun ini. Setelah bertahun-tahun lamanya mengantri
panggilan ibadah haji, akhirnya Sang Kholiq pun mengijabah doa hamba-Nya.
Sangat terasa apa yang dirasakan Bapak Sugiharto yang tak sanggup menahan haru
ketika memberi sambutan. “Saya tidak dapat berkata apa-apa. Saya hanya merasa
takjub dan syukur yang tak terhingga”, ucap beliau mengakhiri sambutannya. Rasa
syukur yang teramat besar membuat air matalah yang sanggup mengekspresikan
kondisi emosional seorang manusia saat itu. Emosi tidak selamanya hadir sebagai
perusak. Ia juga pelukis keindahan dan kenikmatan sebagai wujud ekspresi jiwa
yang terberkahi. Sungguh Allah Maha Pengasih Maha Penyayang.
Kemudian pembawa
acara mempersilakan sang muballigh untuk naik ke podium. Kami semua mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama. “ Rukun
Islam yang ke-5 ini merupakan integrasi dari ‘ibadatul jasmaniyyah, ‘ibadatur-ruuhaaniyyah
dan ‘ibadatul-maaliyah”, tutur beliau. Beliau menjelaskan bahwa berhaji
bukan hanya ibadah fisik semata. Walaupun memang rangkaian ibadah haji
melibatkan berbagai ritual jasmaniyah namun aspek ruhaniyah tetaplah inti dari
seluruh ibadah. Jiwa yang ikhlas akan membawa setiap manusia untuk menyelami
samudra nikmat kekhusyukan ibadah kepada Sang Maha Pencipta. Adapun ‘ibadatul-maaliyah,
yaitu ibadah dengan harta karena ibadah haji membutuhkan biaya cukup besar
hingga tak sedikit manusia yang harus mengumpulkan biaya puluhan tahun lamanya.
Allah selalu memampukan hamba-Nya yang dikehendaki.
Ini adalah kedua
kalinya atmosfir acara walimatus-safar terhadirkan. Tahun lalu pada
acara yang serupa penulis juga diamanahi untuk menjadi panitia penerimaan tamu
di kediaman Ibu Hj. Purnama yang kali ini menjadi pembawa acaranya. Kebetulan muballigh
yang mengisi ceramah juga sama dengan acara tahun lalu, yakni K.H. Drs. Sugeng
Hariadi, S.Psi, M.S. Besar harapan terlantun dalam doa, semoga tahun depan akan
ada saudara muslim berikutnya yang dipanggil beribadah haji ke Baitullah dan semoga kita semua,
khususnya kedua orang tua tercinta akan segera menyusul juga. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar